Cerpenku : "Akhir Cerita Ini !"
Termenung
sendiri menatap hujan, hujan yang membawa kegalauan, gemuruh yang membuat
semakin kelam, dan dinginnya menambah kepiluan. Ia berharap ada yang datang di
balik derasnya rinai hujan.
“Tuhan..
mengapa semua ini harus terjadi pada keluargaku ? Disaat aku merasakan
hangatnya kasih sayang dari kedua orang tua dan kakakku.. Andai saja waktu bisa diputar ulang !
” kata Nayla.
” kata Nayla.
Itulah yang
dilakukan Nayla sewaktu hujan, berdiam diri dan melamun di kala hujan turun. Seorang
gadis cantik, pintar, baik dan berprestasi yang duduk di kelas XI yang kini
hidup sebatang kara.
Kegelisahan,
sedih dan putus asalah yang kini tengah dirasakan oleh Nayla. Ya.. itu semua
berawal dari acara liburan ke puncak yang telah mereka rencanakan sebelumnya.
Akan tetapi Nayla tidak ikut liburan karena ia akan menghadapi Ujian Akhir
Semester Genap.
Pagi-pagi
sekali ayah, ibu dan kakak Nayla akan berangkat dengan mobil Avanza yang
bernomer AB 1003 TH. Sebenarnya Nayla mempunyai firasat bahwa akan terjadi
apa-apa dengan keluarganya dan melarang untuk berpergian pada hari itu.
“Yah.. kumohon
jangan berangkat sekarang ! ” pinta
Nayla
“Tenang anakku
sayang percayalah Kami semua akan baik-baik saja !” kata Ayah Nayla.
“Tapi Yah ? “
tanya Nayla.
“Iya adikku
sayang .. Kami semua akan baik-baik saja kok ! Kamu takut kangen sama kakakmu
yang ganteng ini yaa ? Hahaa,” canda Kakak Nayla.
“Akh ..Kakak
bisa aja ! Aku itu khawatir sama keadaan kalian semua ! Kalau kangen mah pasti
aku kangennya cuma sama Ayah dan Ibu! Welkkk ,” canda Nayla.
“Akh ..elo mah
tega sama kakak ndiri ! Awas ya kalau ntar sampai
kangen ! Gue denda loe ! Hahaa , “
canda Kakak Nayla.
“Waah ..ni si
kakak lagi marah . Ampun kak ! Aku pasti kangen sama kalian semua kok ! “ jawab
Nayla.
“Ehm .. udah
dulu ya bercandanya , nanti keburu macet di jalan. Ayo Bu, Rendy kita berangkat
! “ kata Ayah Nayla.
“Ok Yah.. Bye
adikku sayang . Belajar yang rajin yaa ! Semangat ! “ kata Kakak Nayla.
“Hati-hati di
rumah ya sayang ! “ kata Ayah Nayla.
“Nay sayang ,
kamu baik-baik di rumah ya ! Jangan lupa belajar dan sholat ! satu pesan Mama,
kalau nanti ada apa-apa dengan Kami , kamu jangan sedih dan putus asa yaa !
Keep smile dear, “ pesan Ibu Nayla.
Nayla bertanya-tanya
dihati tentang pesan ibunya. Belum sempat Nayla bertanya apa maksud pesan
tersebut, mobil Avanza dengan nomor AE 1003 TH sudah meninggalkan pekarangan
rumahnya. Tanpa ia sadari canda tawa pagi itu adalah canda tawa terakhir Nayla
dan keluarganya.
Sore hari
pukul 16.35 WIB Nayla mendapat telephone dari kantor polisi bahwa keluarganya
mengalami kecelakaan maut dalam perjalanan ke puncak yang telah menewaskan Ayah
dan Kakaknya, sedangkan Ibunya dalam keadaan koma di Rumah Sakit Medica
Sentosa. Nayla shock mendengar berita tersebut. Ia langsung menuju ke Rumah
Sakit Medica Sentosa.
Baru saja
Nayla sampai dan memasuki ruangan Unit Gawat Darurat, ibunya meninggal pada
saat Nayla memegang tangan ibunya sambil meneteskan air mata. Nayla pun
terhanyut dalam suasana, air matanya mengucur begitu deras. Sebelum meninggal
Ibunya berpesan kepada Nayla untuk menjadi anak yang baik, sabar dan tegar
dalam menjalani manis pahitnya kehidupan.
Pagi itu
adalah acara pemakaman keluarganya. Banyak orang berbaju hitam memvawa bunga
berdatangan. Semakin menambah suasana pilu bagi Nayla. Hingga pada akhirnya
orang berbaju hitam tersebut pergi meninggalkan pemakaman, Nayla tetap setia
berada di dekat makam ke-3 anggota keluarganya.
Rasa tak
berdayalah yang kini dirasakan oleh Nayla yang hanya bisa meneteskan air mata
dihadapan 3 pusara keluarganya. Dan sesekali menaburkan bunga di atas makamnya.
Akibat
peristiwa kecelakaan itu, kini Nayla hanya hidup sendirian di tengah ramainya
kota. Hidup dalam keheningan dan kehampaan tanpa hadirnya seseorang dalam
hidupnya. Tak heran jika nilai beberapa mata pelajarannya merosot jauh. Mungkin
ia tidak konsen dalam belajar dan kurang diperhatikan olah orang tuanya.
Bayangkan, bagaimana hidupmu jika kau menjadi Nayla? Dan apa yang akan kamu
lakukan? Tentu hidupmu akan hancur berantakan.
Meskipun Nayla
harus merubah kehidupannya 180°, namun ia berjanji akan tetap semangat dalam
menjalani hidup. Ia masih teringat akan pesan terakhir dari Ibunya.
Hari berganti
demi hari, suasana hati pun ikut berganti. Tanggal 11 Maret kemarin adalah hari
yang menyenangkan bagi Nayla. Ia bertemu dan berkenalan dengan Rangga. Seorang
cowok yang baik, pintar, tampan dan tajir. Jadi tak heran jika banyak cewek
yang suka dengan Rangga. Namun Rangga tidak menyukai mereka. Ia menyukai seorang
gadis yang cantik, pintar, baik dan berprestasi yang duduk di kelas XI, yaitu
Nayla. Tetapi Rangga tidak berani mengungkapkan perasaannya. Dan ternyata Nayla
juga menyukai Rangga.
“Betapa indahnya
dia Tuhan, andai Engkau mengijinkan aku supaya dia tahu perasaanku ini ! “
renung Rangga.
“Tuhan
..kenapa hatiku deg-degan saat aku bertemu cowok yang bernama Rangga tadi?
Apakah aku jatuh cinta? Akh.. tidak mungin! “ renung Nayla.
Tanggal 17 Maret, merupakan tanggal yang mereka anggap tanggal yang paling indah dan
berkesan. Rangga menyatakan cintanya pada Nayla dan Nayla pun menjawabnya.
“Aku sudah
mencintaimu sejak dulu ! “ jawab Nayla.
“Benarkah itu
Nayla ? “ tanya Rangga.
Betapa
senangnya Rangga mendengar jawaban Nayla. Senyum yang terpancar dari ke-2 insan
tersebut layaknya orang kasmaran.
Hari-hari
mereka lalui bersama, mulai belajar bersama, jalan dan bercanda. Seorang Rangga
mampu mengembalikan senyuman Nayla yang sempat sirna. Namun itu tak berkunjung
lama.
Pendek cerita,
pada saat Rangga dan Nayla jalan di taman, tiba-tiba Rangga jatuh pingsan.
Nayla langsung membawa Rangga ke rumah sakit. Hasil diagnosa dokter menujukkan
bahwa Rangga mengidap kanker stadium 4. Yaa.. penyakit yang berujung pada
kematian yang kemungkinannya kecil untuk disembuhkan. Sebenarnya Rangga telah
mengetahui penyakitnya sejak dulu, namun ia menyembunyikannya dari Nayla. Ia
takut itu akan membuat Nayla menjadi bersedih dan membebani perasaan Nayla.”
“Nay ..maafkan
aku yang menyembunyikan penyakitku ini ! aku takut ini akan membuatmu bersedih
atau kau justru meninggalkan aku gara-gara penyakitku ini ! “ kata Rangga.
“Rangga ..kau
ini ngomong apa ? Kamu tahu kan aku tidak mempunyai siapa-siapa kecuali dirimu.
Tapi kenapa kau justru berprasangka seperti itu ? Aku tidak akan meninggalkanmu
dalam keadaan apapun dan kapanpun ,” jawab Nayla.
“Makasih Nay
.. Aku juga mencintaimu, tapi aku takut tidak bisa membahagiakanmu dan
menjagamu lebih lama lagi . Kini keadaanku semakin melemah dan hanya bisa
berbaring di tempat tidur ,’’ kata Rangga.
“Semangat
Rangga ! Aku tau kamu bisa melawan penyakit ini,” jawab Nayla.
Hingga pada
akhirnya Rangga harus meninggalkan Nayla untuk selamanya. Betapa hancurnya
perasaan Nayla. Tangisan Nayla pun tak bisa dibendung untuk yang ke dua
kalinya. Ke dua kalinya merasa kehilangan dan kesedihan yang amat dalam. Namun
apa daya Nayla, ia hanya seorang wanita biasa yang tak mungkin mengembalikan
keadaan seperti semula. Itu uratan takdir dari Tuhan.
“Meski kau
meninggalkanku, aku akan tetap mencintaimu Rangga sampai kapanpun itu,” kata
Nayla.
Kepergian
keluarga Nayla dan Rangga menyisakan luka yang teramat dalam baginya. Nayla tak
tahu kemana ia akan melangkah dan berfikir. Fikiran Nayla sebegitu dangkalnya
sampai-sampai Nayla pergi entah kemana dan tak ada seorang pun yang tahu di
mana keberadaannya. Ia hanya menulis 1
kalimat pada buku diarynya.
“AKHIR CERITA
INI CUKUP SAMPAI DISINI ! “
Jailangkung-jailangkung ..datang tak di undang pulang, gak komentar (Hahhaaaa ..XD)